Bukti Kekuasaan Allah Di Palestina

Allah mengedrop isyarat mahamulia Allah ialah pergantian siang dan malam, penciptaan bumi, turunnya hujan dari langit dan banyak pun

Hidayatullah.com | DIRIWAYATKAN
Allah menurunkan ayat 163 dari Surah Al-Baqarah, ketika orang-orang kafir Qurais meragukan kebesaran Allah sebagai Sang pencipta Halikuljabbar pan-ji-panji. Dan ketika makhluk kafir berkata, “Bagaimana allah yang satu dapat mengasihi seluruh insan?” saat itu pula Halikuljabbar menurunkan ayat ayat 164 dari Surah Al-Baqarah yang mandraguna tentang bukti-bukti kekuasaan Almalik di alam segenap.

وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ

“Dan Halikuljabbar ia adalah Yang mahakuasa Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Anda, Yang Maha Pengasih, Maha Pengasih.” (QS: Al-Baqarah [2]: 163).

Mengenai kandungan ayat bahwa “Ilah” adalah tempat manusia menanyakan pertolongan, bekas manusia gelimbir kepada-Nya, menyembah-Nya, memuji-Nya, mensucikan-Nya, dan bersimpuh dan tunduk tunak kepada-Nya, memohon seluruh keperluan kepada-Nya, bekas berlindung dari segala marabahaya kepada yang Maha  satu, adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, tiada Ilah nan berhak disembah kecuali Anda. Ini sesuai dengan firman-Nya;

وَاِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِى الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُوْنَ اِلَّآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا نَجّٰكُمْ اِلَى الْبَرِّ اَعْرَضْتُمْۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ كَفُوْرًا

“Dan apabila anda ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang (biasa) ia seru, kecuali Anda. Tetapi ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling (berpunca-Nya). Dan basyar memang selalu ingkar (enggak bersyukur).”

(QS: Al-Isra [17]: 67).

Dikuatkan lagi dengan firman-Nya,

وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْـَٔرُوْن

“Dan segala apa sedap yang terserah padamu (datangnya) berpunca Allah, kemudian apabila ia ditimpa penderitaan, maka kepada-Nyalah dia meminta pertolongan.” (QS: An-Nahl [16]: 53).

Pada ayat ini disebutkan sifat “Ar-Rahman” dan “Ar-Kandungan” bakal menunjukkan rahmat sayang Allah kepada manusia.
Ar-Rahman
artinya Yang mahakuasa Maha Pengasih, memberikan seluruh kebutuhan nan dibutuhkan makanya makhluknya, manusia, binatang dan pepohonan baik nan orang islam, kufur, munafik, maupun nan musyrik, semua diberikan oleh Allah.

Ini sesuai dengan fiman-Nya,

وَاٰتٰكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُۗ وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّار

“Dan Dia sudah lalu memasrahkan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika ia menghitung lemak Allah, niscaya kamu bukan akan mampu menghitungnya. Sungguh, makhluk itu dahulu zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS:Ibrahim  [14]: 34)

Pula di dalam fiman-Nya :

قَالَ رَبُّنَا الَّذِيْٓ اَعْطٰى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى

“Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami yaitu (Tuhan) yang telah memberikan rang kejadian kepada segala sesuatu, kemudian memberinya wahyu.” (QS:Taha [20]: 50).

Juga di dalam fiman-Nya:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

“Dan tidak satupun basyar mengalir (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Yang mahakuasa rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
(QS:Hud [11]: 6).

Mengenai sifat “Ar-Alat pencernaan” artinya Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya nan teguh kepada-Nya, yaitu orang-mukminat nan menyembah-Nya. Kasih sayang Yang mahakuasa kepada mereka terkabul dalam kesukaan vitalitas, kelapangan dada dan ketenanngan hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfiman :

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

”(adalah) hamba allah-orang nan berkeyakinan dan lever mereka menjadi tenteram dengan menghafal Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS: Ar-Ra’d [3] : 28).

Allah Subahanhu wa Ta’ala kembali berfiman :

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

“Sosok-insan yang beriman dan lain merancukan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-anak adam yang berbahagia rasa tenang dan tenteram dan mereka beruntung petunjuk.”


(QS: Al-An’am [6]: 82).

Halikuljabbar Subhanahu wa Ta’ala juga berfiman,

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ

”Dialah yang telah memangkalkan ketegaran ke dalam hati sosok-orang mukmin cak bagi menambah keagamaan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Sang pencipta Maha Memahami, Mahabijaksana
.”  (QS: Al-Fath  [48]: 4).

Tanda-
t
beliau

k
ekuasaan

dan jalal


Allah

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ مَّاۤءٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍ ۖ وَّتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ

”Sesungguhnya pada penciptaan langit dan marcapada, perlintasan malam dan siang, kapal nan berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat buat manusia, segala apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya marcapada setelah tenang (kering), dan Anda tebarkan di dalamnya bermacam-keberagaman binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) bukan main, merupakan tanda-tanda (kebesaran Almalik) cak bagi orang-bani adam yang mengetahui.”

 (QS:Al-Baqarah [2]: 164).

Pertanda pengaruh Almalik plong ayat di atas adalah sebagai berikut;

  • Penciptaan langit dan manjapada

Bersabda Al-Qurthubi “Disebutkan dalam ayat ini langit-langit dalam bentuk jama’ (Guryah)  karena setiap langit jenisnya berlainan dengan langit tidak. Dan mayapada disebutkan satu semata-mata, karena dunia semuanya adalah tanah (satu variasi)”

Langit diciptakan tanpa tiang, Tuhan Subhanahu wa Ta’ala berfiman ,

خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍۗ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ

“Dia menciptakan langit minus tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia mengedrop rangkaian gunung (di rataan) manjapada agar anda (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan apa macam keberagaman turunan bergerak yang bernyawa di manjapada. Dan Kami turunkan air hujan pecah langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam bertaruk-tumbuhan yang baik.”
(QS: Luqman [31]: 10).

Rakitan langit dan marcapada lebih raksasa berpunca pada kreasi manusia.

 لَخَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ اَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ

“Betapa, kreasi langit dan bumi itu lebih besar tinimbang penciptaan orang, akan tetapi rata-rata manusia tidak mengetahui.”
(QS: Ghafir [40]:  57).

  • Pertukaran siang dan lilin lebah

Malam disebut lampau, karena pada asalnya alam ini terlarang kemudian Allah menciptakan matahari dan siang. Jadi malam waktu silam terbit pada siang.

Dalam Islam persilihan musim dimulai dari lilin lebah juga. Umpamanya hari Jum’at, dimulai terbit tenggelamnya matahari sreg hari Kamis.

Urutannya malam Jum’at kemudian paginya baru disebut hari Jum’at. Kerumahtanggaan Selam tidak cak semau Kamis malam, tetapi nan ada malam Jum’at tidak ada Sabtu lilin lebah nan suka-suka malam Ahad dan serupa itu selanjutnya,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman  :

تُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Beliau lepaskan yang hidup semenjak yang mati, dan Engkau lepaskan yang tenang berusul yang roh. Dan Kamu berikan rezeki kepada kali yang Engkau kehendaki sonder perhitungan.”

(QS: Ali-Imran [3]:27).

Halikuljabbar Subhanahu wa Ta’ala pun berfiman,

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ

“Dan di antara pertanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada perian lilin batik dan siang periode dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Alangkah, pada yang demikian itu sungguh-sungguh terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS: Ar-Rum [30]: 23).

Allah Subhanahu wa Ta’ala lagi berfirman :

وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ

وَالنَّهَارِ اِذَا تَجَلّٰى

“Demi lilin batik apabila menutupi (semarak siang),demi siang apabila binar benderang
.” (QS:Al-Lail [9 ]: 1-2).

Inilah tanda kekuasaan dan kebesaran Allah.

  • Kapal yang berlayar di laut

Kapal yang berlayar di laut adalah riuk satu keunggulan kekuasaan dan kebesaran Allah. Karena tanpa ada kilangangin kincir, kapal tersebut tak akan bisa berlayar.

Ombak nan Tuhan jadikan hening, membuat kapal lain goyang atau oleng sehingga tak tenggelam. Semua ini diterangkan privat Al-Qur’an diantaranya ialah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ

وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ

وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ

“Dan suatu label (keagungan Sang pencipta) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut nasab mereka privat kapal nan penuh bahara, dan Kami ciptakan (juga) buat mereka (angkutan lain) begitu juga apa yang mereka kendarai, Dan jika Kami memaksudkan, Kami tenggelamkan mereka. Maka tidak terserah penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan
.” (QS:Yasin [36] : 41-43).

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الْجَوَارِ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِ

اِنْ يَّشَأْ يُسْكِنِ الرِّيْحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلٰى ظَهْرِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ

اَوْ يُوْبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوْا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيْرٍۙ

“Dan di antara jenama-tanda. (kebesaran)-Nya yakni kapal-kapal (nan berlayar) di laut seperti mana gunung-giri, Jika Dia memaksudkan, Dia akan menghentikan angin, sehingga jadilah (kapal-kapal) itu terhenti di permukaan laut. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (dominasi Almalik) bagi orang nan selalu mengelus dada dan banyak bersyukur, alias (Beliau akan) menggagalkan kapal-kapal itu karena perbuatan (dosa) mereka, dan Ia mengampuni banyak (berpunca mereka).” (QS:Asy-Syura [42]: 32-34).

Firman Almalik Subhanahu wa Ta’ala :

اَلَمْ تَرَ اَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِنِعْمَتِ اللّٰهِ لِيُرِيَكُمْ مِّنْ اٰيٰتِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ

وَاِذَا غَشِيَهُمْ مَّوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰهُمْ اِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُوْر

“Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, moga diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian berusul tanda-tanda (kebesaran)-Nya. Alangkah, pada yang demikian itu terdapat merek-tanda (kebesaran)-Nya bagi setiap turunan yang terlampau sabar dan banyak bersyukur. Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti giri, mereka menyeru Allah dengan salih ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Sang pencipta mengetanahkan mereka hingga di daratan, lalu sebagian mereka konstan menempuh jalan yang harfiah. Adapun yang menyangkal ayat-ayat Kami hanyalah desertir yang tidak berterima hidayah.”  (QS:Luqman [31]: 31-32)

  • Hujan abu nan turun dari langit

Hujan abu yang turun dari langit bisa menghidupkan petak nan kering berbunga nya merecup pepohonan nan bisa dimakan bani adam dan sato. Tanpa hujan angin manusia dan hewan bukan bisa semangat. Inilah salah satu segel kebesaran Sang pencipta.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ

وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّنَزَّلَ عَلَيْهِمْ مِّنْ قَبْلِهٖ لَمُبْلِسِيْنَۚ

فَانْظُرْ اِلٰٓى اٰثٰرِ رَحْمَتِ اللّٰهِ كَيْفَ يُحْيِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ لَمُحْيِ الْمَوْتٰىۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Allah-lah yang mengirimkan angin, terlampau kilangangin kincir itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau tatap hujan angin keluar mulai sejak celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya nan Dia kehendaki tahu-tahu mereka bergembira, Padahal biarpun sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa. Maka perhatikanlah keluaran-bekas rahmat Sang pencipta, bagaimana Tuhan menghidupkan bumi setelah hening (tandus). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah tenang. Dan Dia Mahakuasa atas apa sesuatu.”  (QS: Ar-Rum [30]: 48-50).

  • Penyerantaan berbagai macam dabat

Salah satu tanda kebesaran Allah adalah diciptakan beraneka macam macam fauna di atas mayapada ini, semuanya mendapatkan rezeki terbit Almalik. Tuhan Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

“Dan tidak satupun cucu adam mengalir (bernyawa) di manjapada melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Beliau mengerti tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (terdaftar) dalam Kitab yang positif (Lauh Mahfuzh).”

(QS: Hud [11]:6).

  • Pengisaran angin

Sang pencipta meniupkan kilangangin kincir nan boleh mengawinkan bersemi-tumbuhan dan kadang tak bisa mengawinkannya, terkadang membawa uluran tangan dan kadang kala mengirimkan bencana. Angin yang mengapalkan pertolongan seperti privat kejadian Perang Ahzab Angkatan Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَاَمَّا عَادٌ فَاُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍۙ

“Sementara itu

K
aum ‘Ad, mereka sudah dibinasakan dengan angin topan yang sangat hambar.”  (QS: Al-Haqqah [69]: 6).

Kilangangin kincir kadang terasa panas, kadang terasa dingin, kadang berembus pelan, kadang berembus kencang begitu juga badai .

  • Awan yang berada di langit dan bumi

Udara tersebut berkumpul dan bersirkulasi dari satu tempat ke palagan lain lakukan satu kemaslahan, sama dengan Rasulullah ﷺ sewaktu menghindari ke Bumi Syam pada masa remaja pelalah di naungi mega agar tak terkana terik kilat matahari. Kadang awan tersebut dibawa ketempat yang tandus oleh angin sehingga darinya jatuh hujan.

Yang mahakuasa Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

“Dialah yang meniupkan kilangangin kincir bagaikan pengarak warta gembira, memelopori keikhlasan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila kilangangin kincir itu mengirimkan udara mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai keberagaman buah-buahan. Seperti itulah Kami menggelorakan manusia yang telah mati, mudah-mudahan kamu menjumut pelajaran.” (QS: Al-A’raf [7]: 57)

Tujuh stempel kekuasaan dan kebesaran Allah di atas menjadi pelajaran untuk orang-insan yang berlogika.
Wallahu A’lam.*/Tafsir An-Najah, diasuh Dr Ahmad Zain An-Najah,Kiat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

Rep: Ahmad

Pengedit: –

Source: https://hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2022/06/25/232366/7-tanda-kebesaran-allah.html